Main
Registration
Login
Friday
29 March 2024
6:23 AM
Welcome Guest | RSS
Nihongo Studio
「日本語 スタジオ」


Site menu

Login form

Section categories
Serba-Serbi Jepang [21]
Artikel Pelajaran Bahasa Jepang [3]

Search







 Publisher 
Main » Articles » Serba-Serbi Jepang

Kepercayaan Takhayul Orang Jepang
Di negara yang super canggih dengan teknologi maju seperti Jepang pun, kepercayaan takhyul turun temurun ternyata masih tetap berlaku seperti:

1. Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!
食べた あと、すぐ よこ に なると、牛に なる。

Arti dari kalimat di atas adalah: "Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi!" kutukan kah??



Saat ini, meski zaman telah modern, banyak orang tua Jepang yang masih memperingati anaknya dengan kata-kata seperti di atas. Secara jelas alasan kenapa kata-kata ini dipakai tidak diketahui. Tapi jika dianalisa, zaman dahulu Jepang berbeda dengan zaman sekarang yang serba canggih, mereka dulu harus bekerja keras agar dapat hidup (terutama setelah pemboman Nagasaki & Hiroshima). Agar anak-anak bersedia membantu orang tua bekerja di ladang, mereka selalu mengatakan "Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!" (Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi!)

Sedangkan di zaman sekarang kenapa orang tua masih menyampaikan kepercayaan ini pada anak-anaknya ialah karena mereka ingin memperingati bahwa:
" Tidak sopan - sikap buruk, jika setelah makan langsung rebahan"

2. Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru.
ひなかざり を はやくしまわないと、よめ に いきおくれる。
Arti dari kalimat di atas adalah: "Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah."



Seperti kita ketahui, setiap tanggal 3 bulan Maret Jepang menyelenggarakan perayaan `Hina Matsuri`. Maksud dari perayaan ini adalah sebagai ucapan terima kasih kepada sang pencipta karena telah memberikan anak perempuan. Selain itu tujuan upacara ini adalah meminta keberkahan kesehatan untuk anak mereka yang perempuan.

Pada perayaan Hina Matsuri setiap keluarga yang memiliki anak perempuan, sejak bulan Februari harus memajang boneka `Hina` di ruangan tengah, yang terdiri dari pasangan putri dan pangeran disertai para dayang dan pengawalnya. Pajangan boneka Hina ini, harus segera disimpan atau dirapikan jika telah lewat dari tanggal 3 Maret. Apabila tidak segera dirapikan untuk disimpan, mereka percaya bahwa si anak perempuan tersebut akan telat menikah nantinya.

Jika dilihat dari rata-rata umur menikah orang Jepang saat ini yang berkisar diatas 30 tahunan, mereka percaya salah satu penyebabnya adalah "Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru" (Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah)

3. Shitewa ikenai koto.
して は いけない こと。
Shitewa ikenai koto artinya sesuatu hal tidak boleh dikerjakan. Dalam kepercayaan Jepang, ada beberapa hal yang tidak boleh dikerjakan seseorang karena mengandung firasat buruk, diantaranya tidak boleh menyuguhkan makanan dengan jumlah empat (4) buah.



Angka empat (4) dalam bahasa Jepang selain dibaca `Yon` juga dibaca `Shi`. Kata `Shi` sendiri berarti "kematian". Berdasarkan hal tersebut, jika kita menyuguhkan kue dengan jumlah empat, maka seolah kita mengundang kematian. Orang yang memakannya akan segera meninggalkan dunia fana.
Category: Serba-Serbi Jepang | Added by: broJEKI (07 October 2009)
Views: 942 | Rating: 5.0/1
Total comments: 0
Only registered users can add comments.
[ Registration | Login ]

Polling
Kenapa Anda benci SHOTESTO..?
Total of answers: 21

Tag Board
200

Site friends
  • Create your own site

  • Statistics

    Total online: 1
    Guests: 1
    Users: 0
     
    Copyright © 2024 bJ studio                                                              Managed by broJEKI