Saat ini handphone (selanjutnya disingkat HP) bukan lagi dianggap
sebagai barang mewah namun merupakan barang kebutuhan yang dianggap
wajib untuk dimiliki terlepas apakah tujuannya adalah sepenuhnya
berfungsi sebagai alat komunikasi atau sekedar sebagai gaya hidup
semata.
Jujur saya tidak tahu
banyak tentang Hp, jadi mungkin ini adalah satu satunya tulisan saya
yang paling jelek dari yang terjelek karena ditulis hampir tanpa
pengetahuan dan pemahaman yang cukup. Tambahan lagi saya adalah orang
yang gagap teknologi alias gaptek. Hp yang saya miliki tidak lebih dari
untuk telphone semata. Fasilitas lain seperti kamera, musik atau
internet hampir tidak pernah saya gunakan. Bahkan parahnya, di tangan
saya benda kecil ini lebih sering off dibandingkan on, apalagi ketika
hari libur.
Bersama ini saya tertarik
untuk menulis topik tentang Hp bukan untuk bercerita atau adu argument
tentang pentingnya memiliki sebuah Hp namun ingin bercerita tentang
berbagai hal menarik dari system per HP an di negara Jepang yang
sepertinya sedikit berbeda dengan system yang ada di Indonesia. Apa saja
perbedaan itu silakan di baca selengkapnya di bawah ini
Tidak mengenal voucher isi ulang
Hp di Jepang prinsipnya
adalah pasca bayar, jadi tidak ubahnya dengan telphone rumahan. Semua Hp
yang dibeli di Jepang umumnya sudah termasuk nomor telphone sekaligus,
selanjutnya tinggal pembayaran bulanannya saja. Jadi mungkin mirip Flexi
kalau di Indonesia. Dengan sistem ini, tentu saja toko penjualan pulsa
dan sejenisnya praktis tidak ada. Penjelasan mudahnya, Hp di Jepang
tidak mengenal sistem gonta ganti sim card. Jadi tempat slot sim card
pada bagian belakangnya "nyaris tidak ada" atau namun dalam posisi yang
tersebunyi yang dijamin tidak bisa dilepas dan dipasang dengan mudah.
Jadi selain tidak ada
toko tempat jual beli sim card, pencurian Hp, jual beli Hp bekas dan
sejenisnya menjadi tidak umum dilakukan. Hp yang sudah di blok nomornya
oleh pemilik aslinya, maka otomatis Hp tersebut tidak akan biasa
dimanfaatkan oleh orang lain. Dulu kalau tidak salah, beberapa provider
di Jepang juga pernah menerapkan fasilitas Hp isi ulang (pra bayar)
seperti di Indonesia namun kurang begitu populer dan sekarang sudah
tidak ditemukan lagi.
Membeli Hp berarti memilih provider
Membeli Hp identik dengan
membeli provider bukan membeli merek hp seperti yang umumnya kita
kenal. Jadi percakapan standard antar orang Jepang tentang Hp bukanlah
merk Hp-nya atau apa kartu vouchernya namun apa nama providernya.
Provider adalah perusahaan pengelola jaringan Hp. Ada 3 perusahaan
provider Hp yang umum digunakan yaitu Softbank, AU KDDI, dan NTT Docomo.
Jadi pertanyaan seperti "Hpnya pakai apa ?" Jawabanya adalah salah satu
dari ketiga provider tersebut.
Merek adalah bagian
terakhir. Merek yang umum tersedia adalah Sharp, Panasonic, Toshiba,
NEC, Samsung, Nokia, Casio dan Kyocera. Beberapa merk Hp seperti Sony
Ericsson, Nokia, Siermen, Motorolla dan bahkan BlueBerry kurang begitu
populer atau bahkan nyaris tidak beredar di negara tersebut.
Diikat kontrak jual beli
Dalam sistem Hp di
Indonesia, memiliki sebuah Hp sangatlah mudah dan bebas. Asal punya
uang, siapapun bisa membelinya, termasuk juga bebas untuk dijual atau
dipindah tangankan. Sedangkan di Jepang berlaku aturan yang sedikit
berbeda atau bahkan bisa dikatakan sebaliknya. Karena mereka menganut
sistem pasca bayar maka seperti layaknya telphone rumahan, maka kita
harus mengisi berbagai macam formulir, mengisi biodata, rekening bank
dan terakhir kita diharuskan untuk menanda tangani kontrak selama waktu
tertentu yang biasanya dua tahun.
Kalau seandainya pihak
pengguna berhenti berlangganan sebelum masa kontrak habis maka pengguna
diharuskan membayar sejumlah denda dalam jumlah tertentu. Kasus lain,
kalau kita menjual atau memberikannya pada orang lain maka tagihan akan
tetap dibebankan ke rekening bank kita. Duh, susah juga ya membeli Hp di
Jepang.
Sekilas terlihat ruwet
dan mahal, namun system ini juga memiliki sejumlah keuntungan salah
salah satunya adalah mempersempit ruang gerak pelaku kriminal karena
semua nomor Hp bisa dilacak kepemilikannya. Kemudian keuntungan lain
adalah harga Hp yang lebih murah atau bahkan tidak jarang gratis alias 0
yen. Untuk bagian terakhir ini akan ditulis lagi lebih lengkap di
bagian bawah.
Tidak bisa mengirim SMS ?
Ah, yang benar ! Benar,
handphone di Jepang tidak bisa digunakan untuk mengirim SMS dengan mudah
layaknya Hp di Indonesia. SMS hanya bisa dikirim antar provider yang
sama. Ibarat pengguna kartu Simpati hanya bisa kirim SMS ke pengguna
Simpati doang. Jadi rugi dong ! Sudah tidak dijual bebas, tidak ada
voucher isi ulang tidak bisa SMS lagi. Sebagai gantinya mereka mengenal
sistem mail, jadi SMS harus dikirim lewat mail bukan lewat nomor Hp.
Semua Hp di Jepang pasti memiliki alamat mail untuk mengirim pesan
singkat. Jadi walaupun kita tahu nomor Hp seseorang, kalau kita tidakh
tahu alamat mailnya maka SMS tidak akan bisa kita kirim.
Cara kirim dan terimanya
sama saja dengan SMS biasa, bedanya hanyalah nomor Hp sebagai alamat
yang dituju, diganti dengan alamat mail. System ini mempunyai kekurangan
sekaligus juga memiliki kelebihan. Dengan sistem mail ini, pesan
singkat bisa dikirim tidak terbatas hanya lewat Hp saja, namun bisa juga
lewat wartel atau personal komputer. Bahkan saat Anda berada di luar
negeri sekalipun, asal ada jaringan internet, Anda sudah bisa mengirim
pesan singkat dengan parter atau keluarga Anda. Dengan sistem SMS jelas
hal ini tidak bisa atau membutuhkan biaya yang sangat besar untuk
melakukannya. Namun tentu saja kalau kita jarang atau bahkan tidak akan
pernah berpergian keluar negeri jelas system SMS yang ada sekarang
adalah yang terbaik.
Mail Hp yang dimaksud
sama persis fungsi dan kegunaannya dengan mail yang biasa Anda kenal
seperti yahoo misalnya. Adapun ciri khas dari mail Hp di Jepang adalah
mempunyai nama belakang salah satu dari tiga provider yang ada.
Contohnya : zzzzzz@docomo.ne.jp kalau kita memakai provider Docomo,
kemudian xxxxx@softbank.ne.jp untuk provider Softbank dst. Alamat mail
juga bisa diganti atau diubah kapan saja kalau dirasa perlu. Karena
semua Hp terbaru di negara tersebut sudah bisa dipakai untuk mengakses
internet, maka mengirim ataupun menerima pesan singkat juga bisa
dilakukan lewat mail standard yaitu yahoo, hotmail dll.
Hp gratis !
Ini mungkin adalah bagian
yang menarik. Seperti halnya di hampir semua negara maju lainya, harga
sebuah hp biasanya cukup murah bahkan tidak jarang bisa didapatkan
dengan gratis. Namun tentu saja hanya berlaku untuk model tertentu saja
yang biasanya adalah Hp model lama. Namun walaupun model lama, bukan
kuno dan murahan, karena setidaknya masih berukuran kecil dan tipis dan
minimal sudah memiliki fasilitas kamera.
Untuk Hp model terbaru
dengan berbagai fasilitas menarik seperti TV, game, layar sentuh,
internet dan berbagai fasilitas terbaru lainya tentu saja berharga
mahal. Namun, semahal mahalnya harga barang elektronik di Jepang tetap
saja terhitung murah karena sudah "disubsidi" oleh pihak provider jadi
bisa dibeli dengan harga murah dan dicicil dan pembayaraanya cukup
dibebankan pada setiap tagihan tiap bulan.
Untuk Hp gratis yang
disebutkan di atas, sering menimbulkan salah pengertian dari beberapa
rekan saya karena di asumsikan bisa di ambil dan dimanfaatkan di
Indonesia. Sekali lagi, Hp di Jepang sama dengan telphone rumah jadi
tanpa berlangganan atau mendaftar tentu Hp gratis ini tidak akan bisa
dibawa pulang begitu saja. Jadi mirip dengan kasus helm gratis kalau
beli sepeda motor.
HP bekas ? Lupakan saja
Toko yang menjual HP
bekas hampir hampir tidak umum ditemukan di negara ini. Satu satunya
tempat tempat bursa Hp yang masih bisa ditemukan sekarang ini adalah di
internet auction. Saya kurang begitu paham motif dan tujuan jual beli Hp
bekas jenis ini, karena dengan harga yang jauh lebih murah atau bahkan 0
yen kita sudah bisa mendapatkan Hp baru. Disamping itu Hp tersebut
tidak akan bisa dipasang dengan card lain selain dari provider yang
sama.
Kalau tidak salah,
sepertinya Hp yang paling banyak ditawarkan adalah jenis atau model
tertentu, Hp yang dibeli di luar negeri dan tidak bisa dipakai di negeri
Jepang, atau Hp yang bisa dipakai yang sudah di unlock atau card free
jadi bisa dipasang dengan kartu apa saja. Jadi konsumen terbesarnya
sepertinya adalah orang asing atau setidaknya akan dipakai di negara
luar Jepang.
Beli Hp bagi orang asing
Diperlukan beberapa
persyaratan standard yaitu ID card dan buku rekening bank. Persyaratan
lain adalah surat jaminan dari perusahaan atau tempat bekerja, sekolah
atau orang lain. Jadi tagihan rekening telephone yang mungkin tidak
terbayar akhir bulan akan dibebankan atau ditagih ke pihak penjamin.
Sedangkan syarat lain seperti kontrak 2 tahun adalah sama saja. Jadi
bisa dibayangkan betapa ruwetnya untuk memiliki sebuah Hp di negara
tersebut.
Pindah provider berarti ganti nomor ?
Pindah provider berarti
otomatis ganti nomor baru. Hal ini sepertinya berlaku juga untuk sistem
kartu seperti di Indonesia. Namun sekarang dengan diberlakukannya system
MNP (Mobile Number Portability) bulan Oktober 2006 maka nomor lama
tetap bisa kita pertahankan ketika pindah ke provider baru.
Harga pulsa bervariasi
Harga pulsa sangat
bervariasi tergantung pada beberapa hal seperti pulsa yang dibayar oleh
pelajar berbeda dengan pulsa masyarakat umum. Kemudian ada juga provider
yang menerapkan pulsa gratis 24 jam untuk telephone antar keluarga,
disount pada jam tertentu, gratis sms antar provider yang sama dll.
Seseorang yang setia
menggunakan provider yang sama untuk jangka waktu yang lama biasanya
akan mendapatkan pulsa harga special dengan discount sampai 30%.
Pelanggan setia yang sudah menggunakan provider tertentu untuk jangka
waktu lama yang berniat mengganti Hp dengan model yang lebih baru kadang
bisa mendapatkannya sebuah hp baru dengan tanpa harus membayar sama
sekali dengan model yang cukup baru. Jadi bukan hp model lama seperti
yang saya sebutkan "Hp gratis" di bagian atas Jadi bisnis Hp di Jepang
persaingan memperebutkan pelanggan sangat keras dan menawarkan beragam
paket menarik untuk tetap bisa mempertahannkan pelanggan.
Larangan dan etika penggunaan Hp
Larangan penggunaan Hp
biasanya diberlakukan di tempat tertentu seperti transportasi publik
yaitu kereta api dan bus serta tempat lainya yang mungkin sudah umum
diketahui seperti konsert, gedung bioskop dan lain lain. Umumnya
larangan ini tidak mengikat secara hukum namun umumnya lebih bersifat
etika atau manner.
Selain itu, kebanyakan
sekolah menengah di Jepang menerapkan aturan pelarangan menggunakan Hp
di areal sekolah bagi siswanya. Penggunaan Hp bagi siswa di lingkungan
sekolah dianggap tidak terlalu bermanfaat sehingga kebanyakan sekolah di
Jepang melarang siswanya membawa Hp dalam kelas atau selama pelaksanaan
belajar. Jadi Hp harus disimpan di locker masing masing. Untuk urusan
komunikasi ataupun situasi darurat, penggunaan telephone sekolah
dianggap sudah memadai. Peraturan ini membuat cukup banyak orang tua
yang keberatan karena Hp, selain sebagai alat komunikasi juga sebagai
alat pelacak posisi anak karena adanya fungsi GPS (Sistem Penentuan
Posisi Global). Selain keberatan dari pihak orang tua, keberatan tentu
saja datang dari siswa itu sendiri. Sekedar tambahan bisa saya tuliskan,
berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cabinet Office, 31 persen siswa
SD, 58 persen siswa SMP dan 96 persen siswa SMA pada saat ini
menggunakan telepon seluler.
HP Jepang bisa dipakai di Indonesia atau sebaliknya ?
HP Jepang di Indonesia
Ini adalah bagian yang
paling menarik dan paling sering ditanyakan. Kalau Hp tersebut adalah Hp
khusus dalam arti dari awal dibeli untuk pemakaian International,
dipakai di Indonesia namun rekening tagihan dibayar di Jepang, jelas
tidak ada masalah sama sema sekali. Tentu saja kita tidak membicarakan
Hp jenis ini, namun Hp standard dalam arti digunakan sepenuhnya di
Indonesia seperti layaknya Hp biasa. Secara umum jawabannya adalah tidak
bisa. Hal ini disebabkan karena :
Perbedaan system, frekwensi atau gelombang yang dipakai yaitu GSM CDMA untuk di Indonesia dan WCDM untuk di Jepang
Semua Hp yang
dipasarkan di Jepang adalah dalam kondisi di"Lock" atau dikunci oleh
pihak provider jadi praktis hanya bisa digunakan di negara Jepang saja.
Bagian terakhir inilah yang paling utama yang menyebabkan Hp tersebut
nyaris tidak bisa digunakan di negara lain.
Namun, tunggu dulu,
jawaban di atas adalah jawaban standard. Bagian terpenting yang sudah di
Lock ternyata masih bisa "di utak-atik". Jadi dengan membuka "kunci"
tersebut atau istilah lainya "Unlock Hp" maka simsalabim, Hp Jepang yang
nyaris menjadi sampah di negara kita bisa berfungsi normal layaknya Hp
lainya. Tentu saja, untuk melakukannya tidaklah mudah dan sederhana.
Diperlukan ketrampilan khusus dan juga beberapa perlatan tambahan serta
chips khusus yang dibuat oleh para hacker.
Cara yang paling gampang
adalah menghubungi orang atau jasa khusus yang mampu melakukannya.
Terdapat banyak "perusahaan" yang menawarkan jasa ini yang bisa Anda
search lewat internet. Harga yang ditawarkan untuk jasa ini bervariasi
(mungkin) berkisar 400an ribu rupiah persatu Hp. Namun yang sedikit
perlu diperhatikan adalah tidak semua Hp bisa di unlock jadi terbatas
hanya untuk model tertentu saja. Apakah nantinya semua menu bisa
berfungsi normal, kamera, video dll, silakan konsultasikan dulu dengan
teknisinya. HP keluaran baru menurut para hacker relatif susah untuk di
bobol.
Khusus untuk TV,
kemungkinan besar tidak bisa dipakai. Indonesia menggunakan sytem PAL,
untuk gelombang pewarnaannya, sedangkan Jepang menggunakan NTSC.
Susahnya sering spesifikasi tersebut kemungkinan besar tidak dicantumkan
dalam buku manualnya, karena memang dari awal sudah dirancang untuk
dipasarkan khusus untuk di dalam negeri Jepang saja.
Hp Indonesia di Jepang
Jawabannya adalah bisa namun dengan sejumlah catatan :
Handset minimal 3G.
Jepang tidak mengenal sistem jaringan GSM dan juga sistem kartu
kartuan, jadi Hp dengan teknologi ini dipastikan tidak akan bisa
dipakai.
Aktifkan
Internasional Roaming. Hp bisa dipakai secara normal, cuma bayarannya
yang menjadi tidak normal karena mau dipakai nelphone kemana saja, tetap
dihitung pulsa internasional.
Alternatif :
Sewa SIM card di
konter provider di Jepang. Alternatif ini mungkin lebih baik karena
harga pulsa dihitung harga lokal. (Nelphone ke tanah air tetap pulsa
International). Jadi cara ini relatif lebih baik dari cara di atas.
Namun kendalanya, selain bahasa tentunya, adalah Anda akan mendapatkan
nomor baru sehingga nomor lama sama sekali tidak bisa dipakai.
Gunakan Prepaid
Phones. Namun cara ini sedikit ribet dan sedikit ketat karena memerlukan
ID (domisili) Card yang jelas tidak bisa dimiliki oleh wisatawan.
Beberapa counter katanya mau menerima alamat hotel sebagai verifikasi.
Hp Perpaid ini harganya 5000 yen bisa dibeli di conveniece store dan
berlaku selama dua bulan. Telephone akan expire setelah 4 bulan kalau
tidak digunakan.
Sewa Hp di counter
penyewaan Hp di bandara. Ini adalah alternatif yang sangat mudah. Karena
dikhususkan untuk orang asing maka kendala bahasa sepertinya tidak akan
terjadi. Harga sewanya adalah sekitar 250-1000 yen per hari. Harga
pulsanya adalah 70-200 yen permenit untuk nelpon domestik, pulsa
internasional menyesuaikan. Untuk nerima doang, pulsanya gratis.
Gunakan telephone
umum. Sepertinya alternatif ini jarang yang mengetahuinya dan banyak
yang tidak percaya. Namun yang jelas saya sudah cukup sering memakainya.
Beruntung, negara ini dalam hal komunikasi menawarkan banyak kemudahan.
Anda tidak perlu memakai telphone hotel yang berharga mahal, tapi cukup
telphone umum. Walaupun namanya telephone umum, bisa dipakai untuk
sambungan internasional. Uniknya, telphone jenis ini hanya mau menerima
"coin only" untuk percakapan internasional dan tidak mau menerima
telphone kartu kecuali untuk percakapan domestik. Pulsanya adalah
sekitar 100 yen per satu menit. Hambatan terbesar yang selama ini saya
rasakan dengan menggunakan cara ini adalah susahnya menemukan telphone
umum yang relatif sepi dan tidak bising. Sebetulnya kemudahan ini, yaitu
telphone umum untuk percakapan internasional juga berlaku untuk
beberapa telphone umum di Indonesia dan sekali lagi, saya adalah salah
satu pengguna setianya.
Catatan tambahan untuk
penggunaan telephone umum di Jepang. Ada dua jenis telephone umum di
Jepang yaitu berwarna abu abu dan warna hijau. Jenis pertama bisa
dipakai untuk telephone internasional tanpa perkecualian sedangkan yang
berwarna hijau sebagian ada yang bisa dan sebagian tidak. Biasanya ada
keterangan berbahasa Inggris tercantum di dekatnya. Telephone yang
berada dalam rumah box di pinggir jalan, warna apa saja biasanya pasti
bisa dipakai untuk percakapan internasional. Cuma kendalanya adalah
bising tadi.
Jadi mungkin disinilah
letak keunggulan sistem SMS berbasis email karena pesan SMS bisa dikirim
lewat komputer yang bisa dipakai gratis di lobby hotel atau bandara.
Artikel yang sangat bermanfaat bagi yang akan berangkat ke Jepang (short time visit). Pengalaman saya, HP jadul nokia saya langsung bungkam begitu dinyalakan di Narita. Akhirnya saya "hidup" dengan telepon umum dan email dari hotel.